05 August 2009

Pakuan Seruduk KRL Ekonomi


Bogor, Kompas - Penyidik Komite Nasional Keselamatan Transportasi masih menyelidiki penyebab musibah tabrakan dua kereta api di Bogor, Jawa Barat, Selasa (4/8) pukul 10.28. Tabrakan yang melibatkan KRL Ekonomi 549 dan KRL AC Pakuan Express 221 yang berada di satu lintasan Bogor-Jakarta itu menyebabkan 1 penumpang tewas dan 59 orang lainnya luka- luka.


Satu penumpang yang tewas adalah Akbar Felani (21), asisten masinis Pakuan Express. Anak pertama dari Saut Idris (43) dan Marini (40), warga RT 003 RW 07, Pancoran Mas, Depok, itu tewas sekitar pukul 13.30 atau tiga jam setelah kejadian. Ia tewas akibat terjepit kedua kereta. Jasadnya baru bisa dikeluarkan dari jepitan kereta pada pukul 15.30 dan langsung dievakuasi ke RS Palang Merah Indonesia (PMI) Bogor.


Semua korban luka-luka dilarikan ke tiga rumah sakit, yakni RS Salak, RS PMI, dan RS Karya Bhakti, Bogor. Kepala Humas Daerah Operasi I Jakarta Bambang Priyono menjelaskan, hingga semalam korban yang dirawat inap tujuh orang, yakni dua di RS Salak, empat di RS PMI Bogor, dan satu di RS Cipto Mangunkusumo (RSCM), Jakarta.


”Sebenarnya kami menerima lima pasien rawat inap, tetapi seorang di antaranya, yakni Agus (29), warga Cipaku, dirujuk ke RSCM karena menderita luka terbuka yang serius di bagian kepala dan badan. Kami belum memiliki peralatan yang dibutuhkan untuk menanganinya,” ujar Kepala Humas RS PMI Yudha Waspada.


Kepala Jasa Raharja Bogor Tugiman Usman menegaskan, biaya pengobatan semua korban kecelakaan tersebut di rumah sakit ditanggung Jasa Raharja.


Musibah tabrakan terjadi di Kampung Bubulak, RT 002 RW 02, Kelurahan Kebon Pedes, Tanah Sareal, Kota Bogor. KRL Pakuan Express keluar dari Stasiun Besar Bogor pada pukul 10.20 menyeruduk KRL Ekonomi yang sedang berhenti. Kereta ekonomi sudah lebih dahulu meninggalkan stasiun, yakni pukul 10.10.


Berkaitan dengan tragedi tersebut, Menteri Perhubungan Jusman Safeii Djamal meminta manajemen PT Kereta Api (KA) memperbaiki sistem dan sumber daya mereka.


”Direksi PT KA harus fokus membenahi sistem pengoperasian kereta api,” kata Jusman.


Selain itu, kata Jusman, perlu diatur jadwal tugas masinis dengan lebih baik agar tingkat kewaspadaan masinis terjaga sehingga keamanan makin terjamin. Di sisi lain, dipastikan Balai Yasa atau depo-depo sanggup merawat KA dengan baik.


Masih diselidiki


Juru bicara Komite Nasional Keselamatan Transportasi, JA Barata, menjelaskan, pihaknya sedang menyelidiki penyebab terjadinya kecelakaan itu. ”Apakah terkait kelalaian manusia atau masalah teknis seperti persinyalan, kondisi rem, dan rambu-rambu lainnya. Kami akan menyelidiki mengapa kereta ekonomi tiba-tiba berhenti di jalan,” katanya.


Apabila KRL Ekonomi itu sedang berhenti, semestinya masinisnya, yakni Supangat, segera menghubungi stasiun terdekat untuk melaporkan kondisi keretanya. ”Dia harus melaporkan dengan alat komunikasi yang ada agar petugas di stasiun dapat mengatur jadwal pemberangkatan kereta berikutnya,” katanya.


Sekretaris Perusahaan PT KA Komuter Jabodetabek Makmur Ikhtiarsyah mengatakan, internal PT KA sedang melakukan penyelidikan, apakah kecelakaan itu akibat kelalaian petugas. Bagaimana posisi kedua kereta, apakah ada bekas rem pada Pakuan Express dan persinyalannya berfungsi atau tidak.


Menurut Barata, sepanjang tahun 2009 di Indonesia sudah ada empat kejadian yang serupa di jalur yang sama. Saksi mata menjelaskan, kecelakaan dua KRL itu merupakan peristiwa kedua di Kampung Bubulak setelah tahun 2003. Kecelakaan itu berdampak terganggunya perjalanan KRL Jakarta-Bogor dan sebaliknya selama 30 menit-1 jam.


Kepala Polres Kota Bogor Ajun Komisaris Besar Sufyan Syarif mengatakan, pihaknya sudah memeriksa dua orang, yakni Febrianto selaku operator pemberangkatan dan Bambang Pap, petugas informasi peron, keduanya di Stasiun Besar Bogor. Sementara Supangat belum diperiksa karena sedang dipanggil ke kantor pusat di Jakarta.


Menurut Sufyan, dari pemeriksaan itu diketahui mereka telah menjalankan tugasnya sesuai standar operasional di stasiun. Mereka tak mengerti mengapa KRL Ekonomi berhenti di tengah jalan. Tak ada informasi apa pun tentang itu dari masinisnya, Supangat.


Dari total 10 gerbong, satu gerbong KRL Ekonomi dan tiga gerbong Pakuan Express rusak parah. Menurut Kepala Polsek Kota Bogor Tengah Ajun Komisaris Ade Hidayat, dua rangkaian KRL yang bertabrakan sudah dievakuasi ke Depo Stasiun Besar Bogor pukul 18.00.(ryo/CAL/NEL/RTS).


sumber: koran kompas


No comments:

Post a Comment