Jakarta, Kompas -
Wakil Direktur PT PLN Rudiantara, Selasa (4/8) di Jakarta, mengemukakan bahwa obligasi internasional PLN mengalami kelebihan permintaan sampai sebelas kali lipat.
”Sampai menjelang penutupan, order book-nya sampai 8,6 miliar dollar AS, tetapi kita tetap ambil 750 juta dollar AS,” ujarnya. Obligasi internasional PLN mulai ditawarkan Senin siang waktu Indonesia kepada investor di Asia, Amerika Serikat, dan Eropa.
PLN telah melakukan lawatan nonkesepakatan bisnis (non-deal roadshow) ke Singapura, Hongkong, Inggris, dan Amerika Serikat pada Mei 2009. Obligasi bertenor 10 tahun itu ditawarkan dengan imbal hasil 8,125 persen. Terakhir, PLN menerbitkan obligasi internasional tahun 2007 sebesar 1,1 miliar dollar AS.
Kantor Berita Dow Jones mencatat bahwa obligasi yang ditawarkan PLN diminati oleh 310 penawar yang terdiri atas manajer aset, perbankan, perusahaan pengelola dana pensiun, dan investor ritel. Pembeli didominasi oleh investor Asia, yaitu sekitar 44 persen, disusul Amerika Serikat dan Eropa.
Obligasi yang diterbitkan PLN menjadi obligasi kedua yang berasal dari negara berkembang. PLN dinilai masuk pada saat yang tepat, yaitu saat kondisi pasar yang sedang membaik.
Hal itu, antara lain, ditunjukkan yield yang lebih rendah dibandingkan perkiraan awal yang dikeluarkan Barclays Capital dan UBS AG sebagai penjamin.
Namun, analis menilai yield yang ditawarkan PLN termasuk tinggi. Sebelum mengeluarkan obligasi internasional, PLN telah menerbitkan obligasi senilai Rp 2,2 triliun pada 12 Januari 2009.
Obligasi itu terdiri atas obligasi konvensional PLN X tahun 2009 dan sukuk ijarah III tahun 2009. Dana yang terhimpun dari penjualan obligasi pada awal tahun itu digunakan PLN untuk membiayai pembangunan jaringan transmisi listrik proyek 10.000 megawatt.
Adapun dana dari penerbitan obligasi internasional akan digunakan sebagai belanja modal dan membiayai operasional perusahaan di luar proyek pembangkit 10.000 MW.
Antusiasme pasar atas obligasi internasional itu membuat perseroan optimistis terhadap rencana mereka untuk menerbitkan obligasi dalam nominasi rupiah sekitar Rp 1,5 triliun.
Dari sisi kinerja, kondisi keuangan PLN membaik yang ditunjukkan dengan posisi penerimaan sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi (EBITDA) yang meningkat.
Tahun 2008, EBITDA PLN Rp 14,6 triliun, naik dibanding tahun 2007 sebesar Rp 13,2 triliun. Sampai 2008, PLN memiliki utang dalam bentuk dollar AS yang nilainya setara Rp 35 triliun dan dalam mata uang yen senilai Rp 23 triliun.
sumber: koran kompas
No comments:
Post a Comment