09 June 2010

Yang Unik di Kapal Mavi Marmara



Muhendri Muchtar, seorang sukarelawan Komite Indonesia untuk Solidaritas Palestina, ternyata memiliki kenangan tersendiri ketika menumpang konvoi kapal kebebasan Turki yang membawa bantuan bagi warga Palestina.

Hal ini disampaikan Muhendri ketika Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menerima dia dan tiga sukarelawan Kispa, yaitu H Ferry Nur, Hardjito Warno, dan Okvianto Baharudin, serta satu jurnalis tvOne, Muhammad Yasin, di Kantor Presiden, Jakarta, Selasa (8/6/2010).

Kesan ini disampaikan kembali ketika bertemu para wartawan. "Di kapal Mavi Marvara, di benak saya, seperti Bhinneka Tunggal Ika dalam konteks internasional. Ada 50 negara. Semua lintas etnis, agama, bahasa, dan budaya," ujarnya.

Muhendri menceritakan, di kapal Mavi Marmara, ada seorang uskup Jerusalem berusia 80 tahun yang turut serta. Uskup yang tidak disebut namanya itu, kata Muhendri, telah diusir zionis Israel lebih dari 20 tahun.

Pada hari Minggu atau satu hari sebelum pasukan komando Israel menyerbu kapal kemanusiaan itu, para umat Muslim melakukan shalat berjemaah. "Tiba-tiba kami dikejutkan karena uskup masuk ke saf kami. Dia mengatakan ingin ikut shalat subuh. Saya bingung apakah beliau sudah pindah agama. Tapi ternyata tidak. Katanya beliau hanya ingin ikut saja," kata Muhendri.

Uskup tersebut pun langsung dipersilakan duduk dengan menggunakan kursi di barisan depan. Uskup sepuh tersebut diberi kursi karena faktor usia semata. "Ini suatu pengalaman yang luar biasa," ujar Muhendri.

Sementara itu, Ferry, sukarelawan Kispa lainnya, mengaku bersyukur telah berhasil keluar dari Israel dan dapat kembali ke Tanah Air dengan sehat walafiat. "Secara khusus, kami ucapkan terima kasih kepada Presiden yang telah memberikan perhatian penuh kepada warga negara Indonesia yang dizalimi Israel. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada seluruh rakyat Indonesia yang tak henti-hentinya berdoa sehingga ada keajaiban," kata Ferry.

Sementara itu, secara terpisah, Juru Bicara Presiden Bidang Hubungan Israel, Dino Patti Djalal, mengatakan bahwa Presiden memberikan apresiasi kepada sukarelawan Indonesia yang berpartisipasi dalam misi kemanusiaan tersebut. "Presiden bangga bahwa dalam krisis ini, pemerintah dan segala unsur politik dan rakyat bersatu menjamin keselamatan warga kita yang terancam bahaya," kata Dino.

Pada kesempatan tersebut, turut mendampingi mereka, Dubes Indonesia untuk Jordania Zainulbahar Noor, Duta Besar Indonesia untuk Turki Awang Bahrin, Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa, Menteri Kesehatan Endang Sedyaningsih, Duta Besar Palestina untuk Indonesia Fariz Mehdawi, dan Duta Besar Jordania untuk Indonesia.

sumber:
Kompas