05 August 2009

Film 'Merah Putih' Menggugah Nasionalisme Kebangsaan

Poster Film Merah Putih

SEMARANG -- Sutradara film "Merah Putih", Yadi Sugandi mengungkapkan rasa nasionalisme dan rasa memiliki tanah air sangat kental terasa sejak awal pembuatan film ini hingga seluruh pemain dan kru yang terlibat merasakan kebersamaan dan kekompakan selama proses produksi berlangsung. "Saya bersyukur sekali dalam pembuatan film ini seluruh pemain dan kru bekerja dengan semangat tinggi dan kebersamaan yang luar biasa. Saya tidak tahu kenapa spirit itu begitu besar, mungkin karena ini film perjuangan sehingga mereka menghayati bagaimana sulitnya pada masa dulu merebut kemerdekaan," kata Yadi kepada ANTARA di Semarang, Senin.


Ia mengatakan dalam kehidupan masyarakat sehari-hari, rasa memiliki tanah air dan memiliki bangsa ini mulai luntur. Sebagai seorang sineas, salah satu cara untuk membangkitkan rasa itu adalah melalui media film. "Kecintaan terhadap bangsa ini kok rasanya mulai luntur ya. Sebagian orang mulai ada yang lupa bait atau lirik lagu kebangsaan Indonesia Raya. Ada pula yang lupa kalau diminta menyebutkan Butir-Butir Pancasila," katanya.


Melalui film "Merah Putih" lanjut Yadi, ia ingin mengajak penonton untuk merenungkan kembali nilai-nilai luhur yang pernha diajarkan oleh para pejuang kemerdekan. "film 'Merah Putih' adalah kisah tentang persatuan yang telah membuat kita berhasil memenangkan kemerdekaan, dam mencoba menelusuri kembali jejak tragedi, roman, humor, serta petualangan para gerilyawan yang berasal dari kelas, etnis, dan agama yang berbeda namun bersatu untuk kemerdekaan Indonesia," kata pria yang sebelumnya sukses menjadi Penata Gambar film "Laskar Pelangi", "Under The Tree", "Tiga Hari untuk Selamanya" dan "The Photograph".


Film ini dibintangi sederet aktor dan aktris muda yakni Darius Sinathrya, Teuku Rifnu Wikana, Lukman Sardi, Doni Alamsyah, Zumi Zola, Atiqah Hasiholan, dan Saraswati."Film ini luar biasa banget buat saya. Ada sebuah kebersamaan yang sangat kuat diantara para pemain, apalagi saya dengan Darius dan yang lainnya sempat mendapat pendidikan militer dulu selama 10 hari sebelum syuting. Di situ kami digembleng habis-habisan dan lambat laun kekompakan dan kebersamaan itu terjalin," katanya.


Teuku Rifnu Wikana menambahkan, selain melalui pendidikan militer, mereka juga banyak membaca literatur sejarah Indonesia. Sehingga ketika syuting, suasana perang dan keprihatinan dalam penjajahan itu tercipta. "Makanya aku bersyukur banget bertemu dengan para pemain film ini, hubungan emosional sudah terjalin sejak awal, kami sudah seperti keluarga dan hal ini sangat membantu aku untuk menghayati peranku," ujar Rifnu yang berperan sebagai pemuda Bali bernama Dayan.


"Merah Putih" dibesut dalam format seluloid 35 millimeter dengan tim internasional yang terdiri atas ahli efek khusus (special effects) dan veteran perfilman Hollywood yakni Koordinator efek khusus dari Inggris Adam Howarth (Saving Private Ryan, Blackhawk Down), Koordinator pemeran pengganti (stunt) Rocky McDonald (Mission Impossible II, The Quiet American).


Make-up dan visual effects oleh Rob Trenton (The Dark Knight), Konsultan ahli persenjataan adalah John Bowring (Crocodile Dundee II, The Matrix, The Thin Red Line, Australia, X-Men Origins:Wolverine) dan Asisten Sutradara adalah Mark Knight (December Boys, Beautiful).Memasuki Maret, film sedang dalam tahap syuting di Semarang dan Bandungan, Jawa Tengah. Pengambilan gambar juga dilakukan di Yogyakarta, Jakarta dan Bali, mulai Januari hingga akhir April 2009. Film pertama dari tiga film Trilogi Kemerdekaan, akan siap dirilis pada hari Kemerdekaan Indonesia, 17 Agustus 2009.


"Sejauh ini tidak ada banyak kendala selama proses produksi. Hanya soal jadwalnya saja yang berubah-ubah karena kendala cuaca mendung atau hujan dan hampir seluruhnya pengambilan gambar di luar ruangan," demikian Yadi.ant/kpo.


Sumber: www.republika.co.id

Trailer Film Merah Putih



No comments:

Post a Comment