Metrotvnews.com, Jakarta: Pengamat intelijen, Al Chaidar, tidak percaya gembong teroris Noordin M Top tewas dalam penyergapan di Temanggung, Jawa Tengah, Sabtu (8/8). Alasannya, ada banyak kejanggalan yang terekspose, baik dalam penyergapan d Temanggung maupun penangkapan kaki tangan Noordin di Bekasi, Jawa Barat.
"Saya tidak begitu yakin itu Noordin," kata Al Chaidar. Dari pola-pola sebelumnya, biasanya Noordin tidak sendirian. Noordin juga selalu membawa bom rompi. Ia menduga, jenazah yang disebut-sebut Noordin itu adalah Amir Abdullah atau orang-orang lain yang ditangkap.
Amir Abdullah adalah anak buah Noordin. Menurut polisi, bersama dua tersangka lain Amir ditangkap dalam penggerebekkan di Jatiasih, Bekasi. Al Chaidar menduga, lantaran Amir tidak bisa ditekan untuk menunjukkan di mana Noordin ia dikorbankan. "Tujuannya agar ada perkembangan (pengejaran terhadap Noordin)," kata Al Chaidar.
Menurut Al-Chaidar, sudah dua kali keberadaan Noordin diendus aparat Detasemen Khusus 88 Antiteror berada di Temanggung. "Rasanya tidak mungkin bagi Noordin ke tempat yang sama," kata Al Chaidar. Makanya, Al Chaidar meminta ada verifikasi dari dalam anggota internal teroris sendiri. Ia sendiri mendapatkan kabar bahwa jenazah itu bukan Noordin.
Jika benar jenazah tersebut bukan Noordin, kata Al Chaidar, ini akan memperburuk citra kepolisian. Apalagi jika sewaktu-waktu Noordin membuat pernyataan bahwa ia masih hidup.
Kejanggalan lain, kata Al Chaidar, bukan sebuah kebiasaan seorang mujahid sekaliber Noordin berteriak dari dalam rumah yang dikepung mengakui identitasnya. Memang sempat beredar informasi, saat dikepung polisi sempat bertanya siapa yang ada di dalam rumah Mohzahri. Saat ini muncul jawaban, "Saya Noordin M Top."
Buat Al Chaidar, yang paling penting untuk ditunggu adalah hasil pemeriksaa DNA maupun ciri lain jenazah. Menurutnya, Nasir Abbas, bekas anggota Jamaah Islamiyah, bisa dimintai bantuan melakukan verifikasi benarkah jenazah itu Noordin. Karena Nasir cukup kenal dengan Noordin.
Ikhwal lokasi penggerebekan di Bekasi, kata Al Chaidar, sebetulnya sudah pernah diendus tahun 2003. Saat itu ternyata tidak ditemukan apa-apa kecuali VCD berisi tentang jihad. Jika dalam penangakapan hari ini ditemukan 600 kg bahan peledak, Al Chaidar percaya Noordin dan kaki tangannya akan melakukan serangan dalam beberapa hari ke depan. "Tapi bisa juga ada kemungkinan lain, itu set up polisi," kata Al Chaidar.(DOR).
sumber: metrotvnews.com
No comments:
Post a Comment