12 November 2009

XL Punya Fiber Optic Sepanjang 12 Ribu Km


Oleh Encep Saepudin
INVESTOR DAILY


JAKARTA, PT Excelcomindo Pratama Tbk (EP) menilai infrastruktur fiber optik merupakan komponen penting untuk penyelenggaraan layanan end to end, baik suara maupun data. Selain untuk kepentingan internal perusahaan dalam penyediaan layanan jasa GSM, infrastruktur tersebut juga disewakan pada perusahaan lain.

“Pihak lain yang menggunakan infrastruktur fiber optik kami adalah pelanggan korporat lain (operator GSM lain, maupun internet service provider/ISP),” kata Presiden Direktur EP Hasnul Suhaimi di Jakarta, pekan lalu.
Hasnul membenarkan panjang jaringan kabel serat optik yang dimilik operator XL itu sudah lebih dari 12 km.

Kabel serat optik itu membentang hampir melingkari seluruh Indonesia. Bentangannya diharapkan menjadi sebuah cincin, yang melingkari seluruh kepulauan. Sampai saat ini, utilisasi dari infrastruktur yang dimiliki terus bertambah. Beberapa area utilisasinya sudah mencapai 50%.

Menyimak kebutuhan bandwidth yang makin tinggi di masa depan, pembangunan jaringan kabel serat optik belum pernah berhenti sampai ini menjadi tersambung. Investasi yang dibenamkan merupakan investasi bertahap dan jangka panjang yang dirancang sejak 1998. Sebagai gambaran, pada 2009, investasi yang telah dikeluarkan PT EP sekitar US$ 50 juta atau sekitar Rp 500 miliar.

Selain kabel serat optik, perusahaan juga melakukan investasi infrastruktur lain, seperti billing, base transceiver station (BTS), dan infrastruktur penunjang lainnya. Pembangunannya bertujuan untuk memperkuat layanan GMS bagi pelanggannya.

Dalam XL Nation Wide Backbone Network menggambarkan alur jaringan kabel serat optik (FO) inland exsiting dari Medan, Dumai, Padang, Pekanbaru, Jambi, Jabung, Kuala Tangkal, Palembang, Lampung untuk kawasan Sumatera. Untuk alur di Pulau Jawa melingkari pulau melalui Utara dan Selatan, dengan rute Anyer, Jakarta, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Lamongan, Surabaya, dan Puger. Di Kalimantan membentang dari Banjarmasin, Balikpapan, hingga Sangata. Untuk Sulawesi dimulai dari Makasar ke Bulobulo.

Sedangkan untuk FO submarine exsiting di kawasan Sumatera membentang dari Kuala Tangkal, Sungai Liat, Mentigi, Jakarta. Untuk kawasan Jawa dari Puger, Denpasar, Lombok, Kawinda, Bulobulo. Juga terhubungkan Sangata dan Towale. Sedangkan FO submarine ongoing 2008 tersambung dari Lamongan, Bawean, dan Banjarmasin. Serta jaringan dari Lampung menuju Anyer.

Selain itu, PT EP juga memiliki jaringan microwave link existing yang terbentang dari Banda Aceh, Medan, Pekanbaru, Batam, Jambi, Palembang, Bengkulu, Sungai Liat, Lampung, Anyer. Kemudian sambungan baru untuk Surabaya dan Madura. Jaringan lainnya pada Puger, Denpasar, dan Lombok.

Tidak ketinggalan, Kalimantan pun tersentuh jaringan kabel serat optik ini, yakni mulai dari Palangkaraya, Banjarmasin, Balikpapan, serta Sangata. Khusus untuk Sulawesi mengalir dari Makasar, Siwa, Kendari, Towale, dan Manado.

Dalam laporan resminya, Hasnul mengatakan, kapasitas jaringannya telah meningkat tiga kali lipat dibandingkan dua tahun lalu. Fokusnya akan tetap pada peningkatan kualitas jaringan yang disesuaikan dengan kebutuhan ekspansi di daerah-daerah tertentu (targeted expansion).

Untuk jaringan seluler, PT EP kini telah mencakup lebih dari 90% area di Indonesia. Operator XL itu memiliki 18.790 BTS (2G/3G), dan menempatkan PT EP sebagai operator yang memiliki BTS terbanyak kedua di Indonesia atau lebih banyak dari BTS yang dimiliki Indosat.
“Saat ini, utilisasi jaringan kami masih berada di bawah ambang batas dan dalam tingkat yang aman dalam mengatasi lonjakan trafik,” kata dia.

Hasil nyata lainnya adalah jumlah pelanggan XL telah meningkat sebesar 6% YoY atau 8% QoQ pada akhir September 2009 menjadi 26,6 juta pelanggan. Jumlah pelanggan XL secara nasional ini masih di bawah jumlah pelanggan Indosat yang saat ini mencapai 29 juta. ***

Share/Bookmark

No comments:

Post a Comment