10 November 2009

Meneruskan Semangat Juang Para Pahlawan





Bung Tomo adalah sosok Pejuang Islam yang sangat fenomenal. Semboyan yang begitu masyur “Merdeka atau Mati syahid” berhasil membakar semangat jihad arek-arek Surabaya.


Melalui corong-corong radio, bung tomo mampu menggerakkan perlawanan rakyat untuk menghadapi penjajah pada saat peristiwa 10 november 1945 atas dukungan ulama-ulama setempat.


Dengan semangat yang berkobar-kobar dan dilandasi dengan keimanan yang mendalam, dalam petikkan pidatonya bung Tomo mengatakan:


"Dan kita jakin, saoedara-saoedara, pada akhirnja pastilah kemenangan akan djatuh ke tangan kita, sebab Allah selaloe berada di pihak jang benar, pertjajalah saoedara-saoedara, Toehan akan melindungi kita sekalian, Allahu Akbar..! Allahu Akbar..! Allahu Akbar…!”
.



Perjuangan yang dilakukan bung tomo dan arek-arek Surabaya yang sebagian besar merupakan santri-santri dari Pondok Pesanten yang berada di wilayah Surabaya dan sekitarnya waktu itu sungguh luar biasa. Ribuan kiai dan santri dari berbagai daerah sebagaimana ditulis oleh M.C. Ricklefs (1991) berbondong-bondong ke Surabaya guna memenuhi seruan Jihad itu.


Sedemikian dahsyatnya, sampai-sampai salah seorang komandan pasukan NICA sekutu, yakni Ziaul-Haq dari India merasa heran menyaksikan kiai dan santri bertakbir sambil mengacungkan senjata. Sebagai muslim, hatinya pun tersentuh, dia akhirnya menarik diri dari medan perang. Sikapnya itu sempat membuat pasukan sekutu panik.


Pada peristiwa lain, sejarah juga mencatat bahwa bung Tomo berhasil membentuk pasukan berani mati, yang dikenal dengan pasukan bom syahid. Suatu hari pasukan bom syahid itu melahirkan syuhada bom syahid pertama, seorang pemuda yang tak dikenal namanya menubrukkan dirinya ke tank Belanda. Akhirnya tank Belanda itupun hancur. Allahu Akbar!


Perjuangan rakyat Indonesia dalam mengusir penjajah Belanda telah banyak melahirkan sosok-sosok para pahlawan yang sangat gigih dan begitu gagah berani menerjang musuh-musuhnya. Atas berkat rahmat Allah yang maha kuasa, mereka berhasil mengusir tentara-tentara penjajah dari bumi Indonesia. Hal ini tentunya bisa menjadi pelajaran berharga bagi kita semua sebagai penerus generasi bangsa.


Kini tentara-tentara para penjajah itu telah pergi dari bumi pertiwi, dan bung Tomo pun telah perpulang ke rahmat Ilahi ketika beliau sedang menjalankan wukuf di Arafah dalam rangkaian menunaikan Ibadah haji.


Pekerjaan besar masih menanti generasi sekarang, ketika negri yang telah dinyatakan merdeka lebih dari lebih dari 60 tahun ini ternyata kondisi sebenarnya masih terjajah.


Bagaimana tidak, sistem ekonominya masih sistem ekonomi penjajah, yakni kapitalisme. Alhasil kekayaan alam yang begitu melimpah ruah ini sekarang sebagian besar masih dieksploitasi pihak asing.


Hal ini berimbas pada kesejahteraan masyarakat yang jauh dari harapan. Tercatat jika menggunakan standard Bank Dunia, hampir sekitar 49% masyarakat Indonesia hidup dengan kurang dari US$ 2 per hari alias miskin.


Ditambah lagi menggelembungnya hutang Negara yang semakin mengabiskan energi negara ini.
Disektor politik, negeri ini juga masih menggunakan sistem penjajah, yakni demokrasi sekuler yang salah satu ritual 5 tahunannya yang baru saja dilaksanakan kemarin nyata-nyata telah menguras harta milik rakyat dan tidak menghasilkan apa-apa. Apalagi sistem kufur ini nyata-nyata bertentangan dengan Aqidah dan Syariah penduduknya yang mayoritas beragama Islam.


Penjajahan juga berlangsung di sektor budaya. Ketika budaya hedonisme merengsek masuk ketengah-tengah mesyarakat. Bahkan baru-baru ini diinformasikan bahwa Indonesia di nobatkan sebagai jawara kedua sebagai pengeklik terbanyak situs-situs Porno di Internet.


Penjajahan juga masih berlangsung di sektor-sektor yang lain.Inilah sedikit gambaran bahwa Indonesia sebenarnya masih terjajah. Sudah selayaknya kita kobarkan semangat perlawanan terhadap penjajahan ini.


Mari kita bebaskan Indonesia dari cengkraman penjajah,dengan berjuang secara sungguh-sungguh. Meminjam sedikit pidato dari Bung Tomo untuk mengobarkan semangat perjuangan bagi diri saya pribadi dan semuanya:
Bismilahirrahmanirrahim,marilah kita berjuang dengan sungguh-sungguh menegakkan syariah dan Khilafah untuk Indonesia yang lebih baik.


Dan kita yakin, saudara-saudara, pada akhirnya pastilah kemenangan akan jatuh ke tangan kita. Sebab Allah selalu berada di pihak yang benar, percayalah saudara-saudara, Tuhan akan melindungi kita sekalian, Allahu Akbar..! Allahu Akbar..! Allahu Akbar…!”.


Oleh: Ali Mustofa
alie_jawi@yahoo.com


Sumber:
inilah.com

Pidato Bung Tomo di Radio pada tanggal 9 November 1945






Share/Bookmark

1 comment: