26 August 2008

Cerita di balik sebuah Polis Asuransiku


Cerita ini terjadi beberapa bulan yang lalu, tepatnya pada akhir tahun 2007 yang lalu di bulan Oktober-November.

Pada waktu itu saya sedang berpikir dan membyangkan untuk bisa memiliki sebuah polis asuransi. Pada saat itu yang terpikir adalah memiliki sebuah polis asuransi pendidikan untuk anak, karena saya berfikir umur saya sudah waktunya menikah dan memiliki anak. Sehingga pada saatnya nanti ketika saya memiliki anak, maka untuk urusan biaya pendidikannya sudah ada, dan saya tidak perlu terlalu pusing lagi memikirkan hal-hal yang berkaitan dengan pendidikan anak.

Yang saya tau dari sebuah polis asuransi pendidikan adalah ketika si anak memasuki usia sekolah maka pihak asuransi (penanggung) akan mengeluarkan sejumlah uang yang menurut saya jumlahnya cukup untuk membiayai pembayaran masuk sekolahnya. dan pihak asuransi akan mengeluarkan kembali sejumlah uang pertanggungan biaya pendidikan pada saat usia anak mencapai jenjang yang lebih untuk masuk sekolah.

Sebagai contoh misalnya uang pertanggungan akan keluar di usia anak 5 tahun, pada saat ini anak akan memasuki Sekolah Dasar, usia 12 tahun pada saat usia ini anak akan memasuki Sekolah Menegah Pertama, usia 15 tahun si anak akan memasuki jenjang pendidikan yang lebih tinggi yaitu Sekolah Menegah Umum (SMU), kemudian yang terakhir adalah usia 18 tahun, pada usia ini anak akan memasuki perguruan tinggi. Di Usia-usia itulah maka sejumlah uang pertanggungan biaya pendidikan anak kita akan dikeluarkan oleh pihak Asuransi (Penanggung).

Hal tersebut diatas adalah hal-hal yang pertama kali mendasari pemikiran saya akan pentingnya memiliki sebuah polis asuransi, khususnya asuransi pendidikan.

Pada saat yang hampir bersamaan dengan itu, ada seorang tetangga saya yang datang kepada saya untuk menjelaskan sebuah program asuransi yang mengcover dan melindungi hampir seluruh aspek kehidupan kita, Pada saat itu saya mencoba untuk mendengarkan presentasi yang disampaikan kepada saya dengan cermat, dan saya juga bertanya kepada dia mengenai hal-hal yang berkaitan dengan apa yang telah dijelaskannya itu.

Tetangga saya tersebut ternyata telah memahami asuransi apa yang sedang saya pikirkan untuk saya ikuti, yaitu asuransi pendidikan. Kemudian dia menjelaskan bahwa produk asuransi yang dia tawarkan kepada saya saat itu adalah produk asuransi yang bersifat "all in". Asuransi ini adalah asuransi Unit Link dari PT. Prudential Life Assurance. Asuransi jenis Unit Link adalah produk Asuransi Jiwa yang dikaitkan dengan investasi.

Hal yang dijelaskan diantaranya tentang manfaat-manfaatnya, adalah sebagai berikut:

1. Pertanggungan/santunan Kematian.
2. Perlindungan dari kecelakaan.
3. Perlindungan Kesehatan yang beruapa biaya rawat inap rumah sakit, biaya masuk ICU, biaya operasi kecil hingga besar.
4. Perlindungan jika terkena penyakit kritis (jumlahnya ada 34 macam)
5. Perlindungan jika terjadi Cacat Tetap dan Total.
6. Pengehentian pembayaran premi jika terjadi/terkena serta memenuhi kriteria kondisi kristis 34 macam penyakit, maka premi dihentikan dan akan dibayarkan oleh Penanggung.
7. Investasi/tabungan dibeberapa instrumen investasi yang dimiliki oleh PT. Prudential Life Assurance.

Atas dasar hal diatas tersebut maka saya mulai tertarik untuk tetapi belum memutuskan untuk mengikutinya, karena saya sedang berhitung untuk pengeluaran saya tiap bulannya.

Akhirnya pada beberapa hari berikutnya, tetangga saya itu datang kembali ke tempat saya dengan membawa ilustrasi manfaat yang sudah tercetak dalam beberapa lembar kertas A4. Dia menjelaskan kembali tentang manfaat-manfaat asuransi yang akan saya dapatkan jika saya ikut atau mengambil asuransi yang dia tawarkan tersebut.

Kemudian ada satu hal yang menurut saya penting untuk saya kemukakan kepada dia, bahwa saya mencari sebuah asuransi yang berbasis kepada sistem syariah dan bisa dipersiapkan untuk pendidikan anak kelak dikemudian hari. Ternyata di luar dugaan saya pada saat itu, asuransi yang dia tawarkan juga ada yang berbasis syariah dan juga bisa dipersiapkan sebagai tabunganpendidikan anak kelak. Lalu pertanyaannya adalah bagaimana mungkin asuransi yang banyak meng cover beberapa hal dapat juga digunakan sebagai persiapan biaya pendidikan anak kelak?

Jawaban yang saya terima adalah, dia mulai membuka lembaran ilustrasi, pada lembar ilustrasi manfaat nilai tunai, saya diperlihatkan perkiraaan jumlah tabungan/investasi saya pada beberapa tahun ke depan misalkan pada tahun ke lima, tahun ke sepeuluh dan seterusnya. Dengan asumsi rata-rata hasil investasi berkisar antara 15-20 % per tahun, maka nilai tunai yang didapatkan memang cukup untuk memenuhi biaya pendidikan anak kelak. Rata-rata kenaikan biaya pendidikan pertahun adalah berkisar antara 10-15 %.

Dia juga menjelaskan perkembangan investasi sesungguhnya dari yang telah berjalan ditahun-tahun sebelumnya dan ternyata hasil investasinya melebihi 25% per tahun. Untuk menyakinkan saya, dia juga menjelaskan bahwa PT. Prudential Life Assurance telah menjadi Asuransi terbaik versi majalah Investor sejak tahun 2002 hingga 2007, juga mendapatkan penghargaan Lifetime achievment dari majalah Investor karena berhasil menjadi asuransi Jiwa Terbaik selama 5 tahun berturut-turut. Hingga tahun 2007 PT. Prudential Life Assurance mendapatkan penghargaan kembali sebagai Asuransi Jiwa Terbaik dengan Asset di atas 5 Trilyun Rupiah.

Akhirnya dengan cekatan dia mulai menanyakan beberapa hal mengenai riwayat kesehatan saya serta data-data pribadi saya untuk dia tulis di dalam SPAJ (Surat Pengajuan Asuransi Jiwa). Di sini saya harus memberikan data-data dan riwayat kesehatan saya secara benar dan jujur, karena jika terjadi kebohongan khususnya pada riwayat kesehatan kita, maka jika sewaktu-waktu terjadi klaim terhadap penyakit yg pernah kita derita sebelumnya, tetapi tidak diberitahukan dan jika ketahuan maka klaim kita pasti akan ditolak oleh pihak Prudential.

Padahal pada saat itu saya belum memiliki uang untuk membayar premi awal untuk saya ikut asuransi ini. Akhirnya dia menawarkan bantuannya untuk pembayaran pertama, dan akan saya bayar kepada dia seminggu kemudian.

Akhirnya kira-kira setelah 2 pekan kemudian polis saya sudah jadi dan diantarkan juga ke rumah saya. dan pada saat itu saya resmi menjadi nasabah PT. Prudential Life Assurance dengan polis PRU link Syariah Assurance Account.

Demikianlah sejarah dan cerita awal ketika saya memiliki sebuah polis Asuransi Jiwa Unit Link. Semoga cerita dan pengalaman saya dapat diikuti oleh semua orang yang memikirkan masa depannya.


No comments:

Post a Comment