30 May 2009

Antara WiMAX dan LTE

Bagi pengguna Internet, istilah pita lebar atau broadband bukanlah suatu hal yang asing. Jika diartikan secara sederhana, broadband diibaratkan pipa yang lebar untuk koneksi Internet, sehingga memberikan akses yang jauh lebih cepat hingga 10-20 kali lipat dibandingkan modem dial-up yang hanya mampu menghantarkan kecepatan di kisaran 30 hingga 50 kilobit per second (Kbps).

Bagi pengguna Internet, istilah pita lebar atau broadband bukanlah suatu hal yang asing. Jika diartikan secara sederhana, broadband diibaratkan pipa yang lebar untuk koneksi Internet, sehingga memberikan akses yang jauh lebih cepat hingga 10-20 kali lipat dibandingkan modem dial-up yang hanya mampu menghantarkan kecepatan di kisaran 30 hingga 50 kilobit per second (Kbps).Karena kecepatan yang ditawarkannya sangat tinggi, maka layanan broadband mampu menghadirkan aplikasi multimedia seperti aplikasi video dan music-on-demand, multi-player online games, voice, dan video communications dengan nyaman.

Di Indonesia, tanda-tanda masuknya broadband mulai terlihat dengan diperkenalkannya teknologi 3G tiga tahun lalu. Evolusi dari teknologi data milik GSM tersebut mampu menghantarkan data hingga 2 Mbps.Namun, teknologi terus berkembang. Ketika 3G baru diluncurkan, para praktisi mulai sibuk membicarakan keberadaan Worldwide Interoperability for Microwave Acces (Wimax) yang lebih baik menghantarkan data ketimbang 3G.

Wimax secara sederhana dikatakan teknologi berbasis data yang bekerja pada spektrum pita lebar layaknya Wi-Fi namun dengan jangkauan lebih luas dan kemampuan transmisi lebih cepat yakni mencapai 75 Mbps.Tak mau ketinggalan, teknologi seluler pun meluncurkan Long Term Evolution (LTE). LTE adalah siklus terakhir pengembangan teknologi data seluler dengan standar IEEE 802.20 yang diproyeksikan menemukan momentumnya pada 2010 nanti.

Dalam uji coba operator seluler terbesar di Jepang, NTT DoCoMo, pada Februari 2008, terungkap bahwa kecepatan downlink LTE bisa mencapai 250 Mbps sementara uplink berkisar 50 Mbps.Di luar negeri diperkirakan LTE tidak akan dikomersialkan akhir tahun ini. LTE banyak dipergunakan operator untuk meningkatkan kapasitas dan kecepatan akses data.

Hal ini karena dari aspek ketersediaan spektrum, LTE dapat digunakan pada alokasi yang tersedia.AnomaliPemerintah telah menetapkan pada bulan depan tender Broadband Wireless Access (BWA) akan dibuka.Untuk tahap awal akan terdapat 100 MHz pita frekuensi yang akan ditender di pita 2,3 GHz dan 3,3 GHz. Bakrie Telecom, Indosat, dan Telkom telah menunjukkan minatnya untuk ikut dalam tender tersebut.Jika dilihat sekilas, pemerintah lebih memberikan jalan eksklusif bagi Wimax. Hal ini karena industri manufaktur dalam negeri bisa menjadi pemain dominan di teknologi tersebut.

Saat ini, pemain lokal yang mampu menopang teknologi Wimax adalah TRG, Hariff, dan Xirka.Sayangnya, bagi sebagian praktisi kebijakan pemerintah dalam mengembangkan teknologi Wimax banyak terjadi anomali. Pemerintah lebih memlih mengembangkan standar 802.16d ketimbang 802.16e.

Sumber: www.koran-jakarta.com

No comments:

Post a Comment