14 March 2010

Apakah Anda Terlahir Sebagai Sosok Miliarder?


VIVAnews - Bayangkan, harta Rp 500 triliun. Jika disebut lengkap 500.000.000.000.000. Itulah kekayaan Carlos Slim Helu, taipan nomor wahid di dunia seperti dirilis oleh majalah ternama, Forbes pekan ini.

Bayangkan, apa yang bisa anda lakukan dengan kekayaan sebesar itu. Tentu banyak sekali yang bisa diperbuat.

Nah, apakah anda bermimpi masuk dalam jajaran 1000 orang kaya atau setidaknya apakah anda dilahirkan sebagai sosok calon miliarder. Sebelum anda menyiapkan strategi serius menuju pertumbuhan dan menghadapi semua tantangan, anda perlu menjawab setidaknya 10 pertanyaan berikut ini.

Pertanyaan-pertanyaan itu diinspirasi oleh sejumlah psikolog yang pernah menangani para pembesar dunia. Di antaranya adalah Debra Condren, yang telah bekerja di perusahaan raksasa Cevron, Hewlett-Packard dan 3M. Kemudian, David Ballard, kepala asosiasi Psikolog Amerika, serta Joan Kane, psikolog Manhattan yang menangani banyak eksekutif tingkat tinggi.

Berikut ini pertanyaan yang mereka ajukan sebelum anda menjadi miliarder.

1. Mengapa punya tujuan besar?
Petakan tujuan jangka panjang untuk bisnis anda sebelum anda mengubah kecepatan roda gigi untuk mendorong pertumbuhan.

2. Bagaimana anda melihat sekeliling?
Sosok bintang seperti Bill Gates dan Sam Walton adalah sosok revolusioner yang bisa jadi panutan. Seorang miliarder harus bisa mentransformasikan dan memunculkan ide-de baru. Itu butuh kecerdasan, kegigihan dan keberuntungan.

3. Apakah anda bisa mengelola ambiguitas?

Sosok pengusaha yang sukses bisa melihat hutan data belantaran yang saling bertentangan. Direktur Operasional mungkin ingin ekspansi ke Asia, tapi Direktur Pemasaran beranggapan masih prematur. Menghadapi situasi ini, pengusaha bisa menentukan pilihan mengambil putusan yang tepat.

4. Apakah anda terinspirasi oleh kreativitas?
Banyak pengusaha mulai dari kreativitas awal. Tapi imajinasi seperti itu bisa dijalankan ketika tiba saatnya untuk menginstalnya dalam sistem dan proses yang diperlukan untuk mengakomodasi pertumbuhan.

5. Apakah siap membuat keputusan berat?

Tentu, saudara dan teman baik membantu anda di awal bisnis. Tetapi, mereka mungkin kurang berguna ketika bisnis tumbuh. Jika anda merasa tidak nyaman untuk mengganti mereka, maka perusahaan akan tetap kecil.

6. Apakah bisa tampil ke publik?

Perusahaan yang besar butuh publik figur. Sosok pengusaha yang kerap tampil lebih mudah memiliki waktu ketimbang mereka yang menghindar dari sorotan. Jika anda tak suka bicara di depan umum, tapi masih ingin tumbuh, anda bisa percayakan pada orang lain sebagai juru bicara.

7. Apakah anda bisa membuat kesepakatan?

Dalam kebanyakan kasus, semakin besar bisnis anda, maka semakin banyak pula masukan yang anda butuhkan dari orang-orang di sekitar. Pengusaha yang selalu berpikir dengan cara saya, maka siap-siap saja kalau tetap kecil.

8. Apakah anda bisa mendelegasikan?
Semakin besar perusahaan anda, semakin sedikit waktu yang anda miliki untuk berinteraksi dengan karyawan. Karenanya, anda tidak akan selalu tahu perkembangan semua departemen. Jika anda tidak dapat mendelegasikan, lupakan soal pertumbuhan.

9. Bisakah anda bekerja pada hari Natal atau Lebaran?

Perjalanan menuju puncak perlu pengorbanan. Anda mungkin akan kehilangan acara-acara keluarga, bahkan anda mungkin akan merindukan mereka karena kesibukan pekerjaan yang luar biasa.

10. Bisakah anda hidup terisolasi?

Menjadi miliarder bisa kesepian. Teman bisa muncul dari mana saja, namun hubungan yang hangat sulit dikembangkan. Sosok milyarder bisa mengendus adanya parasit, namun bisa menumbuhkan kesetiaan orang dalam yang bisa dipercaya.

sumber asli:
Forbes.com


Share/Bookmark

No comments:

Post a Comment