Karena penerbangan reguler saat ini harganya terjangkau, maka saya lebih merekomendasikan untuk memilih moda transportasi ini. Selain harga ticket yg terjangkau, sekarang hampir semua maskapai besar sudah membuka rute tujuan Banjarmasin. Dan tiap-tiap maskapai sering menjual ticketnya dengan harga promo, cocok untuk para Backpacker yang ingin menghemat budget perjalanannya. Rajin-rajinlah cari dan bandingkan harga ticket yang dijual maskapai-maskapai tersebut satu dengan lainnya di waktu yang telah kita rencanakan sebelumnya.
Jika telah tiba di Banjarmasin, ada beberapa lokasi yang menarik untuk dikunjungi, salah satunya adalah Pasar Terapung. Sudah banyak memang yang membahas cara yang mudah untuk menuju Pasar Terapung, tapi mungkin tips ini belum ada yg pernah bahas.
Cara yang mudah dan murah untuk bisa tiba di Pasar Terapung atau Floating Market, ialah jika telah tiba di Banjarmasin kita lanjutkan menuju Swiss Bel Hotel yg masih terletak di dalam kota untuk mencarter perahu (biasa disebut Klotok). Hotel ini not recommended untuk para Backpacker, karena pasti tidak akan bisa masuk budget, jadi hanya untuk transit dan carter perahu Klotok saja.
Dermaga di Halaman SwissBel Hotel, Banjarmasin |
Menurut info yang saya dapatkan melalui tempat ini kita dapat mencarter Klotok dengan harga murah, dan terbukti memang benar. Hanya dengan harga antara 150rb-200rb Pulang-pergi, kita sudah bisa carter untuk tujuan Pasar Terapung di Sungai Kuin dan Pulau Kembang di Sungai Barito. Oh iya, Pulau Kembang terletak di tengah sungai Barito dan ada habitat Bekantan yang hidup di pulau tersebut.
Perahu Klotok Carteran |
Monyet Bekantan adalah jenis mamalia yang saat ini populasinya termasuk langka dan dilindungi oleh pemerintah. Buat orang Jakarta yg belum tau Bekantan, coba lihatlah logonya Dunia Fantasi (Dufan), nah seperti itulah Monyet Bekantan.
Bekantan |
Agar dapat melihat kegiatan jual beli yang terjadi di Pasar Terapung, kita harus berangkat sebelum jam 05.00 WITA. Agar tidak tergesa-gesa, sebaiknya jam 04.00 pagi kita sudah berada didermaga sungai yang ada dihalaman Swissbel Hotel. Akan lebih baik lagi jika kita sudah memesan perahu klotok yang akan kita carter untuk membawa kita sehari sebelumnya.
Perjalanan menyusuri sungai di kota Banjarmasin hingga tiba di Pasar Terapung memakan waktu kurang lebih 30 menit. Selama menyusuri sungai-sungai yang membelah kota Banjarmasin, kita akan melihat kehidupan warga yang menyatu dengan sungai, kontras. Setelah 30 menit diatas sungai, tibalah kita dilokasi tujuan, Pasar Terapung di Sungai Kuin, Banjarmasin.
Seorang ibu yang menjual dagangannya di Pasar Terapung |
Membawa Semangka untuk dijual di Pasar Terapung |
Kegiatan jual beli dipasar ini biasanya di mulai setelah selesai sholat subuh atau menjelang jam 05.00 WITA. Kegiatan, pertemuan antar penjual pembeli semuanya dilakukan disungai ini, diatas perahunya masing-masing. Inilah PasarTerapung.
Sebagian suasana di Pasar Terapung, Sungai Kuin. Banjarmasin |
Komoditas perdagangan di pasar terapung ini lebih banyak didominasi oleh sayur mayur serta buah-buahan. Seperti inilah kegiatan jual beli yg dapat dilihat di Pasar Terapung Sungai Kuin, Banjarmasin.
Lalu dari pasar ini kita bisa langsung lanjut ke Pulau Kembang yang berada ditengah Sungai Barito, Kalimantan Selatan. Buat yang suka jalan ke luar negeri, pasar terapung seperti di sungai Kuin Banjarmasin juga ada di negeri tetangga kita, Thailand.
Dari Pasar Terapung di sungai Kuin ke Pulau Kembang jaraknya 15-25 menit dengan Klotok (15-19 km/jam). Pulau Kembang terletak di tengah sungai Barito, masuk bagian Kabupaten Barito Kuala, Kalimantan Selatan. Pulau Kembang tidak di huni manusia, karena dipulau ini khusus untuk pelestarian habitat monyet Bekantan dan monyet-monyet liar biasa.
Pintu masuk Pulau Kembang |
Tiba di dermaga ada tempat penjualan ticket untuk masuk suaka margasatwa Pulau Kembang. Hargan ticketnya 5rb rupiah/orang. Bagi yg takut atau tdk terbiasa dgn monyet2 liar harap berhati-hati, karena banyak kawanan monyet liar yg akan datang mendekat kita. Kawanan monyet ini akan mendekat bahkan naik ke badan atau kepala kita untuk meminta makan pada kita yang datang.
Papan peringatan untuk Pengunjung |
Monyet-monyet yang seperti ini bukanlah yang termasuk jenis Bekantan, yang banyak ini adalah monyet-monyet biasa seperti di banyak tempat lainnya. Walaupun kita sudah berada di dalam habitat Bekantan, ternyata tidak mudah untuk dapat melihat, apalagi memotret kehidupan mereka disana.
Berpose di jalan masuk ke Pulau Kembang |
With my lovely girl, Novita |
Memberi makan monyet liar |
Menurut pemandu yang ada bersama kami, Bekantan tidak akan muncul jika terlalu banyak orang yang datang ke tempat tersebut. Selama berkeliling di Pulau Kembang ternyata kami juga tidak bertemu dengan kawanan Bekantan yang mendiami pulau kecil ini, kecewa.
Setelah berkeliling hanya memberi makan monyet-monyet liar yang jail, kami kembali ke kota Banjarmasin lagi.
Demikian kisah perjalanan ala Backpacker ke PasarTerapung disungai Kuin, Banjarmasin dan PulauKembang di Barito Kuala, Kalimantan Selatan.
Sekian.